Senin, 03 Desember 2012

Kajian Kebudayaan Manusia Zaman Prasejarah


Nama            : Mutia Handayani
NPM              : 35412173
Kelas            : 1IDO1

           Pengertian Zaman Prasejarah

Zaman prasejarah disebut juga zaman praaksara. Zaman prasejarah dapat diartikan sebagai zaman atau masa ketika manusia belum mengenal tulisan atau belum ada temuan peninggalan berupa tulisan pada zaman tersebut di suatu kawasan.atas dasar pengertian di atas, zaman prasejarah juga sering disebut zaman Nirleka (nir=tidak,leka=tulisan) , artinya zaman ketika manusia belum atau tidak mengenal tulisan.
Setiap bangsa tidak sama dalam meninggalkan zaman pra aksaranya. Masuknya suatu bangsa kedalam Hal ini dapat dilihat dari angka tahun pada catatan tertulis tersebut. Mesir memulai masa sejarahnya kira-kira tahun 4.000SM. Mesopotamia pada pertengahan tahun 3.000SM memasuki zaman sejarah, sedangkan India sekitar tahun 2.500SM. Zaman sejarah bergantung dari adanya penemuan tertulis pertama.
Indonesia memasuki zaman sejarah kira-kira pada awal abad ke-5. Catatan angka tahun tertua diketahui dari batu-batu tertulis yang terdapat di sekitar aliran sungai Mahakam di Kalimantan timur. Berita tertulis yang mengawali sejarah Indonesia tentang kerajaan kutai dan para penguasanya.
Untuk menyelidiki kehidupan manusia pada masa pra aksara sangat sulit. Para ahli hanya dapat menafsirkan kehidupan manusia berdasarkan benda-benda yang ditemukan. Para ahli hanya mampu memberi penjelasan yang sifatnya perkiraan, baik berdasarkan geologi maupun alat-alat kehidupan manusia di masa lampau(artefak).

Pembabakan zaman prasejarah berdasarkan geologi, yaitu            :
         
1)     Azoikum, berumur sekitar 2.500 juta tahun.Pada masa itu kulit bumi masih panas sekali dan masih dalam proses pembentukan dan belum ada tanda-tanda kehidupan
2)     Palaeozoikum, berlangsung sekitar 340 juta tahun.zaman ini disebut juga zaman primr
3)     Mezosoikum, zaman mezosoikum berlangsung sekitar 140 juta tahun.zaman ini juga disebut zaman sekunder (zaman kedua),
4)     Neozoikum, berlangsung sekitar 60 juta tahun. Zaman ini terbagi dua, yaitu :
a.    Zaman   Tersier (zaman ketiga)
b.    Zaman kuerter (zaman keempat) . Zaman kuerter ini merupakan zaman yang terpenting karena kehidupan manusia mulai ada. Zaman ini dibagi menjadi :
o   Kala Pleistosen(diluvium/Zaman Es/Glasial). Pada zaman ini dari kutub utara mancair hingga menutupi sebagian eropa Utara, Asia Utara, dan Amerika Utara.Pada zaman ini muncul manusia purba yang disebut Homo erectus. Di zaman ini juga hidup binatang sejenis Stegodon, Leptodos, hippopotamus dan Gibbonepi Machiorodus.
o   Kala Holosen(Aluvium), pada zaman inilah hidup nenek moyang umat manusia yang disebut Homo Sapiens(manusia cerdas)dan homo Recens(manusia bijaksana).


Pembabakan zaman prasejarah berdasarkan corak kehidupan, yaitu :

1)     Masa berburu dan meramu,yaitu :
a) Masa Berburu dan Maramu tingkat sederhana dan
b) Masa Berburu dan meramu tingkat lanjut
2)     Masa bercocok tanam,dan
3)     Masa perundagian.

Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia
Manusia purba adalah manusia yang hidup pada zaman prasejarah.jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia, diproleh dari sumber berupa hasil penggalian fosil dan artefak antara lain :

(1)   Meghanthorpus Palaeo Javanicus (manusia raksasa dari jawa) adalah jenis manusia pyrba yang paling purba(tua). Fosil ini ditemukan pada tahun 1936 dan 1941 di daerah Sangiran (surakarta) . Mahluk ini berbadan besar dan diduga lebih banyak memakan jenis tumbuhan.
(2)   Pithecanthropus,yang termasuk Pithecanthropus yaitu :
a.    Pithecanthropus Erectus,artinya manusia kera yang barjalan tegak. fosilnya ditemukan di Trinil(tepi Bengawan solo), Ngaw pada tahun 1890 oleh Eugene Dubois
b.    Pithecanthropus Robustus,artinya manusia kera yang besar dan kuat tubuhnya.fosilnya ditemukan di lembah Bengawan solo pada tahun 1936 oleh G.H.R.von koenigswald dan F.Weidenreich, dan
c.    Pithecanthropus Mojokertensis,artinya manusia kera dari mojokerto.fosilnya ditemukan di Perning(mojokerto)pada tahun 1936 oleh 3 orang, yaitu:Duyfjes,G.H.R.Von Konigswald dan Cokro handoyo.
(3)   Homo adalah jenis manusia purba yang menunjukan sifat-sifat paling mirip dengan manusia sekarang.Yang termasuk jenis homo yaitu :
a.  Homo soloensis, artinya manusia purba dari solo.fosilnya banyak ditemukan di sepanjang sungai Bengawan solo(ngandong,Sambung macan dan Sangiran). Ditemukan pada tahun 1931-1934 oleh Ter Haar dan Oppenoorth dan diselidiki oleh G.H.R.Von Konigsweld, b0 Homo Wajakensis ,artinya manusia purba dari wajak. ulungagung oleh Van Reis Choten(1888 dan Eugene Dubois. Menurut Von Konigswald, Homo soloensis dan homo Wajakensis termasuk jenis homo sapiens (manusia cerdas)
b.  Homo Australomelanusoid, artinya manusia dari kepulauan Melanesia Selatan.Diperkirakan berumur 18.000-4.500 SM. Fosil jenis manusia ini ditemukan di Kyokkenmodinger (bukit Kerang) di Aceh, Sumatra Utara, dan gua-gua di jawa, misalnya gua sampung (ponorogo), gua Prajekan (Tuban) , gua Peturuh (bondowoso), serta gua-gua di flores
c.   Homo mongoloid,fosil jenis manusia ini ditemukan di gua-gua dekat lomoncong dan Sopeng di Sulawesi selatan. Bentuknya mirip dengan rata-rata manusia Indonesia sekarang namun bukti kehadiran jenis manusia ini masih sangat terbatas yaitu berupa gigi yang lepas
d.   homo Floresiensis,fosil jenis manusia ini ditemuikan oleh tim  dari Indonesia dan Australia pada tahun 2003 di Liang bua, flores. Hasil temuannya berupa tengkorak, tulang kaki, bagian tulang panggul, dan tangan. Temuan ini diperkirakan merupakan kerangka wanita dewasa, tinggi badan sekitar 1 meter, dengan volume otak hanya 417 cc, kemungkinan termasuk homo Erectus Kerdil. Umur diperkirakan 18.000 tahun. Temuan ini diumumkan sebagai sebuah temuan Sepecies manusia baru,namun masih menimbulkan kontroversi.

Kebudayaan
Kebudayaan (culture) adalah suatu komponen penting dalam kehidupan masyarakat,khususnya struktur social. Secara sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu cara hidup. Cara hidup atau pandangan hidup ini meliputi cara berfikir, cara berencana dan cara bertindak, disamping segala hasil karya nyata yang dianggap berguna, benar dan patut dapatuhi oleh anggota-anggota masyarakat atas kesepakatan bersama.
Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta Buddhayah ialah bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Demikian, kebudayaan itu dapt diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal dan sebagai keseluruhan gagasan dan karya,yang harus dibiasakan dengan belajar,besrta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu (Koentjaraningrat,1984 ;45). Sedangkan menurut selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil, karya, rasa dan cipta masyarakat.Kebudayaan yang berfungsi mengatur manusia agar dapat memahami bagaimana seharusnya manusia bertngkah laku,berbuat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam masyarakat.
Kebudayaan adalah kmpleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (E.B.Tylor,1871:175)

Sistem Peralatan dan Perlengkapan Hidup Manusia Purba
Kehidupan manusia pada masa berburu dan meramu memiliki tahap perkembangan, yaitu dari cara hidup nomaden, semi sedenter sampai hidup menetap. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil antara 20-50 orang atau kelompok. Adapun peralatan yang dipergunakan pada masa ini adalah peralatan yang terbuat dari :
a.    Batu, misalnya kapak persegi, kapak perimbas, kapak genggam, gurdi, pisau dan tombak
b.    Tulang digunakan sebagai alat tusuk, misalnya belati, sudip, mata kail, dan penusuk
c.    Tanduk digunakan untuk mengrek umbi dan keladi dari dalam tanah.

Pada masa bercocok tanam masyarakat telah hidup menetap dalam perkampungan perkampungan bersama dan telah mengenal system bercocok tanam.  Adapun jenis tanaman yang dibudidayakan seperti keladi, labu air, ubi jalar, dan padi gogo, sukun, pisang, kelapa, durian, nanka, duku dan rambutan. Dengan menggunakan paralatan seperti kapak persegi, kapak lonjong, gurdi dan pisau. Sedangkan ketika mas perundagian memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menggunakan peralatan seperti kapak corong atau kapak sepatu.

Sistem Mata Pencaharian Manusia Purba
Masyarakat pada masa berburu dan meramu memiliki mata pencaharian berburu dan meramu. Berburu adalah kegiatan untuk memproleh bahan makanan dengan cara berburu, memasang perangkap, dan menjerat binatang. Meramu adalah kegiatan untuk mendapatkan bahan makanan dengan cara mengumpulkan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan pada masa bercocok tanam masyarakat telah mengenal perdagangan dengan system barter barang.Barang dagangan mereka antara lain sebagai berikut :
a) Ramuan hasil hutan
b) Hasil pertanian
c) Hasil kerajinan seperti gerabah, beliung, perhiasan, dan perahu
d) garam atau ikan laut

Dalam bidang peternakan masyarakat bercocok tanam juga mampu menjinakan binatang dan beternak antara lain babi, kerbau, anjing, dan ayam. Selain itu,dikenal juga pelayaran dengan menggunakan sampan yang sederhana menelusuri pantai untuk mencari sumber bahan makanan. Pada masa perundagian mata pencaharian tetap adalah pertanian serta pelayaran.

Sistem Kemasyarakatan Manusia Purba
Kehidupan masyarakat berburu dan meramu ini sangat sederhana tetapi mereka telah mengenal system pembagian kerja gotong-royong,koordinasi dalam pekerjaan terlihat dari upaya memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu melalui berburu dengan sekelompok orang.
Karena populasi pendidik semakin lama semakin bertambsh,masyarakat bercocok tanam sudah menetap di perkampungan-perkampungan. Ternyata mereka telah mengenal gotong-royong dalam kebersamaan untuk menebang hutan, membakar semak, menabur benih, memetik hasil lading, mendirikan ruman dan menyelenggarakan upacara. Selain itu, dalam kehidupan masyarakat bercocok tanam sudah terlihat peran pemimpin (primus interpares) serta sudah terbentuknya organisasi yaitu desa guna mewujudkan suatu masyarakat yang menempati suatu territorial tertentu. Pada masa berikutnya selain mengenal suatu lembaga yang berupa keluarga, desa juga mulai mengenal system kekerabatan Patrilineal yaitu susunan keluarga yang menarik garis keturunan hanya dari pihak ayah atau laki-laki dan system matrilineal yaitu susunan keluarga yang menarik garis keturunan hanya dari pihak ibu atau wanita.

Sistem Bahasa Masyarakat Purba
Pada masa berburu dan meramu diduga hidup manusia jenis homo erectus dan Homo wajakensis yang sudah mulai mampu menggunakan atau berbicara dan mengingat sesuatu. Bahasa yang digunakan masyarakat prasejarah sampai dengan saat ini belum di ketahui secara pasti. Pada masa hidup bangsa australomelanesid tidak diketahui bahasa apa yang mereka pergunakan untuk berkomunikasi. Para ahli menduga bahasa mereka serumpun atau mewarisi bahasa naisadha yang dipakai oleh bangsa proto australoid yang pernah tinggal di India yanhg merupakan pendahulu bangsa australomelanesid yang tinggal di kepulauan nusantara. Jadi secara umum bahasa yang digunakan oleh masyarakat prasejarah adalah bahasa melayu austronesia (belum mengenak bahasa tulis).

Sistem Kesenian Masyarakat Purba
Pada masa berburu dan meramu manusia telah mengenal seni lukis yang dituangkan pada dinding gua.Beberapa bukti lukisan dinding diantara lain terdapat di :
a.     Gua patte di Sulsel terdapat lukisan cap tangan dan babi rusa.
b.     Gua leang-leangdi Sulsel terdapat gambar berwarna babi hutan sedang berlari dan lukisan cap tangan.
c.      Gua jarie dan gua burung terdapat lukisan cap tangan.
d.     Dinding gua Seram, papua Barat dan di pulau Muna terdapat lukisan perahu dan manusia bertopeng.selanjutnya pada masa bercocok tanam masyarakat sudah terampil (membuat gerabah, anyaman, pakaian dan perahu).

Bahan untuk anyaman dibuat dari bambu, rumput, dan rotan dengan teknik anyaman dan pola geometrik. Selain itu,masyarakat ini sudah mengenal pakaian yang dibuat dengan menggunakan tenunan serat kulit kayu. Lain halnya pada masa perundagian masyarakat telah mengenal permainan wayang, pembuatan gamelan, teknik membatik serta bentuk gerabah yang dibuat dengan teknik yang lebih maju dibandingkan dengan gerabah zaman bercocok tanam. Pengerjaannya lebih halus, lebih tipis karena selain menggunakan tatah mereka juga menggunakan pelarian ( roda berputar ).

Sistem Pengetahuan Masyarakat Purba.
Pengetahuan yang dimiliki masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu masih terbatas karena kehidupannya pun masih sederhana, masih tergantung padaapa yang disediakan alam, mereka hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan makanannya saja. Jika dilihat pada masa bercocok tanam masyarakat sudah mulai mengenal pengetahuan astronomi dan navigasi seperti angin buritan,  angin sekal serta teknologi pembuatan kapal, karena masyarakat prasejarah pada masa itu sebagai pelaut.
Dengan pengetahuan astronominya. Mereka menandai bintang sesuia profesi antara lain bintang bintang biduk besar mayang (berkaitan dengan pertanian). Sedangkan corak kehiupan pada masa perundagian adalah masyarakat sudah mengenal teknik-teknik pengolah logam diantaranya teknik tempa, teknik cetak lilin,  teknik cetak uang.

Sistem Kepercayaan Masyarakat Prasejarah
Kepercayaan yang dimiliki masyarakat pada masa prasejarah merupakan awal dari kepercayaan yang ada pada masa-masa berikutnya. Selanjutnya adanya kepercayaan oleh masyarakat berburu dan meramu terdapat kekuatan alam yang abadi di sekelilingnya di buktikan dengan penemuan kuburan serta penguburan jenazah di Gua Lawa (sampungan) Gua Sodong , Bukit Kerang di Sumatra Utara. Dengan penemuan kuburan itu menunjukan bahwa masyarakat prasejarah telah memiliki anggapan tentang hidup sesudah mati da memberikan panghormatan terakhir kepada orang yang meninggal. Pada masa selanjutnya masyarakat telah mengenal dua macam penguburan yaitu : 
1.     Penguburan Primer (Langsung). Dalam penguburan langsung jenazah orong yang sudah meninggal dikuburkan sekali, atau langsung dikubur di dalam tanah atau diletakkan dalam sebuah wadah kemudian dikuburkan dalam tanah dengan upacara penguburan.
Mayat dibaringkan mengarah ketempat roh atau arwah pada leluhur (misalnya di puncak gunung). Sebagai bekal perjalanan ke dunia roh, disertakan bekal kubur yang terdiri atas berbagai macam barang keperluan sehari-hari, seperti perhiasan, periuk, dan barang-barang lainnya.
2.     Penguburan Sekunder (Tak Langsung). Pada penguburan tak langsung mayat pada mulanya langsung dikuburkan dalam tanah tanpa upacara penguburan. Setelah beberapa waktu hingga tinggal kerangka, kemudian digali, dibersihkan, dan dicuci, terkadang diberi tempayan/sarkopagus atau tanpa wadah dikubur kembali dengan upacara penguburan.

Berdasarkan cara-cara penguburan mayat, masyarakat telah mengenal kepercayaan lain seperti Animisme, Dinamisme, Politeisme, Monoteisme, Fetisisme., Animatisme, Toteisme,dan Mistik. Di samping itu juga terdapat benda-beda sebagai penujang upacara seperti :

a.  Menhir, adalah sebuah tugu batu yang didirikan untuk upacara penghormatan terhadap roh nenek moyang
b.  Dolmen adalah meja batu tempat meletakkan sesajaji yang dipersembahkan kepada nenek moyang
c.   Sarkopagus adalah peti jenazah yang terbuat dari batu bulat (batu tunggal)
d.   Kubur Batu, Kubur Batu seperti sarkofagus tetapi dibuat dari papan batu,
e.  Punden Berundak, adalah bangunan pemujaan leluhur yang berupa bangunan bertingkat dengan bahan dari batu. Di atasnya didirikan menhir
f.    Waruga, adalah kubur batu yng berbentuk kubus atau bulat. Dibuat dari batu utuh
g.   Arca dan
h.  Nekra Perunggu,adaah genderang perunggu yng bebentuk seperti dangdng berbalik berfungsi  sebagai pelengkap upacara untuk memohon turunnya hujan.

2 komentar:

  1. waaw....trimakasih,,dengan in saya bisa mengerjakan sebagian tugas saya

    BalasHapus
  2. http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/pemerintahan-jokowi-tak-gentar-ancaman.html
    http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/ahok-resmi-dapat-remisi-natal-2017.html
    http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/gereja-minta-jokowi-buka-hubungan.html

    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At vipkiukiu .net ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
    - WHATSAPP : +62813-2938-6562
    - LINE : DOMINO1945.COM

    BalasHapus