Nama : Mutia Handayani
NPM : 35412173
Kelas : 1IDO1
Pengertian Zaman Prasejarah
Zaman prasejarah disebut juga zaman praaksara. Zaman
prasejarah dapat diartikan sebagai zaman atau masa ketika manusia belum
mengenal tulisan atau belum ada temuan peninggalan berupa tulisan pada zaman
tersebut di suatu kawasan.atas dasar pengertian di atas, zaman prasejarah juga
sering disebut zaman Nirleka (nir=tidak,leka=tulisan) , artinya zaman ketika
manusia belum atau tidak mengenal tulisan.
Setiap bangsa tidak sama dalam meninggalkan zaman pra
aksaranya. Masuknya suatu bangsa kedalam Hal ini dapat dilihat dari angka tahun
pada catatan tertulis tersebut. Mesir memulai masa sejarahnya kira-kira tahun 4.000SM.
Mesopotamia pada pertengahan tahun 3.000SM memasuki zaman sejarah, sedangkan
India sekitar tahun 2.500SM. Zaman sejarah bergantung dari adanya penemuan
tertulis pertama.
Indonesia memasuki zaman sejarah kira-kira pada awal abad ke-5. Catatan
angka tahun tertua diketahui dari batu-batu tertulis yang terdapat di sekitar
aliran sungai Mahakam di Kalimantan timur. Berita tertulis yang mengawali
sejarah Indonesia tentang kerajaan kutai dan para penguasanya.
Untuk menyelidiki kehidupan manusia pada masa pra aksara sangat sulit. Para
ahli hanya dapat menafsirkan kehidupan manusia berdasarkan benda-benda yang
ditemukan. Para ahli hanya mampu memberi penjelasan yang sifatnya perkiraan, baik
berdasarkan geologi maupun alat-alat kehidupan manusia di masa lampau(artefak).
Pembabakan zaman prasejarah berdasarkan geologi, yaitu :
1) Azoikum, berumur sekitar 2.500 juta
tahun.Pada masa itu kulit bumi masih panas sekali dan masih dalam proses
pembentukan dan belum ada tanda-tanda kehidupan
2) Palaeozoikum, berlangsung sekitar
340 juta tahun.zaman ini disebut juga zaman primr
3) Mezosoikum, zaman mezosoikum
berlangsung sekitar 140 juta tahun.zaman ini juga disebut zaman sekunder (zaman
kedua),
4) Neozoikum, berlangsung sekitar 60
juta tahun. Zaman ini terbagi dua, yaitu :
a. Zaman Tersier
(zaman ketiga)
b. Zaman kuerter (zaman keempat) . Zaman
kuerter ini merupakan zaman yang terpenting karena kehidupan manusia mulai ada.
Zaman ini dibagi menjadi :
o
Kala Pleistosen(diluvium/Zaman Es/Glasial). Pada zaman
ini dari kutub utara mancair hingga menutupi sebagian eropa Utara, Asia Utara,
dan Amerika Utara.Pada zaman ini muncul manusia purba yang disebut Homo
erectus. Di zaman ini juga hidup binatang sejenis Stegodon, Leptodos, hippopotamus
dan Gibbonepi Machiorodus.
o Kala Holosen(Aluvium), pada zaman
inilah hidup nenek moyang umat manusia yang disebut Homo Sapiens(manusia
cerdas)dan homo Recens(manusia bijaksana).
Pembabakan zaman prasejarah berdasarkan corak kehidupan, yaitu :
1) Masa berburu dan meramu,yaitu :
a) Masa Berburu dan Maramu tingkat sederhana dan
b) Masa Berburu dan meramu tingkat lanjut
2) Masa bercocok tanam,dan
3) Masa perundagian.
Jenis-jenis
Manusia Purba di Indonesia
Manusia purba adalah manusia yang hidup pada zaman prasejarah.jenis-jenis
manusia purba yang ditemukan di Indonesia, diproleh dari sumber berupa hasil penggalian
fosil dan artefak antara lain :
(1) Meghanthorpus Palaeo Javanicus (manusia
raksasa dari jawa) adalah jenis manusia pyrba yang paling purba(tua). Fosil ini
ditemukan pada tahun 1936 dan 1941 di daerah Sangiran (surakarta) . Mahluk ini
berbadan besar dan diduga lebih banyak memakan jenis tumbuhan.
(2) Pithecanthropus,yang termasuk
Pithecanthropus yaitu :
a. Pithecanthropus Erectus,artinya
manusia kera yang barjalan tegak. fosilnya ditemukan di Trinil(tepi Bengawan
solo), Ngaw pada tahun 1890 oleh Eugene Dubois
b. Pithecanthropus Robustus,artinya
manusia kera yang besar dan kuat tubuhnya.fosilnya ditemukan di lembah Bengawan
solo pada tahun 1936 oleh G.H.R.von koenigswald dan F.Weidenreich, dan
c. Pithecanthropus
Mojokertensis,artinya manusia kera dari mojokerto.fosilnya ditemukan di
Perning(mojokerto)pada tahun 1936 oleh 3 orang, yaitu:Duyfjes,G.H.R.Von
Konigswald dan Cokro handoyo.
(3) Homo adalah jenis manusia purba yang
menunjukan sifat-sifat paling mirip dengan manusia sekarang.Yang termasuk jenis
homo yaitu :
a. Homo soloensis, artinya manusia
purba dari solo.fosilnya banyak ditemukan di sepanjang sungai Bengawan
solo(ngandong,Sambung macan dan Sangiran). Ditemukan pada tahun 1931-1934 oleh
Ter Haar dan Oppenoorth dan diselidiki oleh G.H.R.Von Konigsweld, b0 Homo
Wajakensis ,artinya manusia purba dari wajak. ulungagung oleh Van Reis
Choten(1888 dan Eugene Dubois. Menurut Von Konigswald, Homo soloensis dan homo
Wajakensis termasuk jenis homo sapiens (manusia cerdas)
b. Homo Australomelanusoid, artinya
manusia dari kepulauan Melanesia Selatan.Diperkirakan berumur 18.000-4.500 SM. Fosil
jenis manusia ini ditemukan di Kyokkenmodinger (bukit Kerang) di Aceh, Sumatra
Utara, dan gua-gua di jawa, misalnya gua sampung (ponorogo), gua Prajekan (Tuban)
, gua Peturuh (bondowoso), serta gua-gua di flores
c. Homo mongoloid,fosil jenis manusia
ini ditemukan di gua-gua dekat lomoncong dan Sopeng di Sulawesi selatan. Bentuknya
mirip dengan rata-rata manusia Indonesia sekarang namun bukti kehadiran jenis
manusia ini masih sangat terbatas yaitu berupa gigi yang lepas
d. homo Floresiensis,fosil jenis manusia ini
ditemuikan oleh tim dari Indonesia dan Australia pada tahun 2003 di
Liang bua, flores. Hasil temuannya berupa tengkorak, tulang kaki, bagian tulang
panggul, dan tangan. Temuan ini diperkirakan merupakan kerangka wanita dewasa, tinggi
badan sekitar 1 meter, dengan volume otak hanya 417 cc, kemungkinan termasuk
homo Erectus Kerdil. Umur diperkirakan 18.000 tahun. Temuan ini diumumkan
sebagai sebuah temuan Sepecies manusia baru,namun masih menimbulkan
kontroversi.
Kebudayaan
Kebudayaan (culture) adalah suatu komponen penting dalam kehidupan
masyarakat,khususnya struktur social. Secara sederhana kebudayaan dapat
diartikan sebagai suatu cara hidup. Cara hidup atau pandangan hidup ini
meliputi cara berfikir, cara berencana dan cara bertindak, disamping segala
hasil karya nyata yang dianggap berguna, benar dan patut dapatuhi oleh
anggota-anggota masyarakat atas kesepakatan bersama.
Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta Buddhayah ialah bentuk jamak dari
budhi yang berarti budi atau akal. Demikian, kebudayaan itu dapt diartikan
hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal dan sebagai keseluruhan gagasan
dan karya,yang harus dibiasakan dengan belajar,besrta keseluruhan dari hasil budi
dan karyanya itu (Koentjaraningrat,1984 ;45). Sedangkan menurut selo Soemarjan
dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil, karya, rasa
dan cipta masyarakat.Kebudayaan yang berfungsi mengatur manusia agar dapat
memahami bagaimana seharusnya manusia bertngkah laku,berbuat untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dalam masyarakat.
Kebudayaan adalah kmpleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hokum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan
yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (E.B.Tylor,1871:175)
Sistem
Peralatan dan Perlengkapan Hidup Manusia Purba
Kehidupan manusia pada masa berburu dan meramu memiliki tahap perkembangan,
yaitu dari cara hidup nomaden, semi sedenter sampai hidup menetap. Mereka hidup
dalam kelompok-kelompok kecil antara 20-50 orang atau kelompok. Adapun
peralatan yang dipergunakan pada masa ini adalah peralatan yang terbuat dari :
a. Batu, misalnya kapak persegi, kapak
perimbas, kapak genggam, gurdi, pisau dan tombak
b. Tulang digunakan sebagai alat tusuk,
misalnya belati, sudip, mata kail, dan penusuk
c. Tanduk digunakan untuk mengrek umbi
dan keladi dari dalam tanah.
Pada masa bercocok tanam masyarakat telah hidup menetap dalam perkampungan
perkampungan bersama dan telah mengenal system bercocok tanam. Adapun jenis tanaman yang dibudidayakan
seperti keladi, labu air, ubi jalar, dan padi gogo, sukun, pisang, kelapa, durian,
nanka, duku dan rambutan. Dengan menggunakan paralatan seperti kapak persegi, kapak
lonjong, gurdi dan pisau. Sedangkan ketika mas perundagian memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan menggunakan peralatan seperti kapak corong atau kapak sepatu.
Sistem Mata
Pencaharian Manusia Purba
Masyarakat pada masa berburu dan meramu memiliki mata pencaharian berburu
dan meramu. Berburu adalah kegiatan untuk memproleh bahan makanan dengan cara
berburu, memasang perangkap, dan menjerat binatang. Meramu adalah kegiatan
untuk mendapatkan bahan makanan dengan cara mengumpulkan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan
pada masa bercocok tanam masyarakat telah mengenal perdagangan dengan system
barter barang.Barang dagangan mereka antara lain sebagai berikut :
a) Ramuan hasil hutan
b) Hasil pertanian
c) Hasil kerajinan seperti gerabah, beliung, perhiasan, dan perahu
d) garam atau ikan laut
Dalam bidang peternakan masyarakat bercocok tanam juga mampu menjinakan
binatang dan beternak antara lain babi, kerbau, anjing, dan ayam. Selain
itu,dikenal juga pelayaran dengan menggunakan sampan yang sederhana menelusuri
pantai untuk mencari sumber bahan makanan. Pada masa perundagian mata
pencaharian tetap adalah pertanian serta pelayaran.
Sistem
Kemasyarakatan Manusia Purba
Kehidupan masyarakat berburu dan meramu ini sangat sederhana tetapi mereka
telah mengenal system pembagian kerja gotong-royong,koordinasi dalam pekerjaan
terlihat dari upaya memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu melalui berburu dengan
sekelompok orang.
Karena populasi pendidik semakin lama semakin bertambsh,masyarakat bercocok
tanam sudah menetap di perkampungan-perkampungan. Ternyata mereka telah
mengenal gotong-royong dalam kebersamaan untuk menebang hutan, membakar semak, menabur
benih, memetik hasil lading, mendirikan ruman dan menyelenggarakan upacara.
Selain itu, dalam kehidupan masyarakat bercocok tanam sudah terlihat peran
pemimpin (primus interpares) serta sudah terbentuknya organisasi yaitu desa
guna mewujudkan suatu masyarakat yang menempati suatu territorial tertentu. Pada
masa berikutnya selain mengenal suatu lembaga yang berupa keluarga, desa juga
mulai mengenal system kekerabatan Patrilineal yaitu susunan keluarga yang
menarik garis keturunan hanya dari pihak ayah atau laki-laki dan system
matrilineal yaitu susunan keluarga yang menarik garis keturunan hanya dari
pihak ibu atau wanita.
Sistem
Bahasa Masyarakat Purba
Pada masa berburu dan meramu diduga hidup manusia jenis homo erectus dan
Homo wajakensis yang sudah mulai mampu menggunakan atau berbicara dan mengingat
sesuatu. Bahasa yang digunakan masyarakat prasejarah sampai dengan saat ini
belum di ketahui secara pasti. Pada masa hidup bangsa australomelanesid tidak
diketahui bahasa apa yang mereka pergunakan untuk berkomunikasi. Para ahli
menduga bahasa mereka serumpun atau mewarisi bahasa naisadha yang dipakai oleh
bangsa proto australoid yang pernah tinggal di India yanhg merupakan pendahulu
bangsa australomelanesid yang tinggal di kepulauan nusantara. Jadi secara umum
bahasa yang digunakan oleh masyarakat prasejarah adalah bahasa melayu
austronesia (belum mengenak bahasa tulis).
Sistem
Kesenian Masyarakat Purba
Pada masa berburu dan meramu manusia telah mengenal
seni lukis yang dituangkan pada dinding gua.Beberapa bukti lukisan dinding
diantara lain terdapat di :
a. Gua patte di Sulsel terdapat lukisan
cap tangan dan babi rusa.
b. Gua leang-leangdi Sulsel terdapat gambar
berwarna babi hutan sedang berlari dan lukisan cap tangan.
c. Gua jarie dan gua burung terdapat
lukisan cap tangan.
d. Dinding gua Seram, papua Barat dan
di pulau Muna terdapat lukisan perahu dan manusia bertopeng.selanjutnya pada
masa bercocok tanam masyarakat sudah terampil (membuat gerabah, anyaman, pakaian
dan perahu).
Bahan untuk anyaman dibuat dari bambu, rumput, dan
rotan dengan teknik anyaman dan pola geometrik. Selain itu,masyarakat ini sudah
mengenal pakaian yang dibuat dengan menggunakan tenunan serat kulit kayu. Lain
halnya pada masa perundagian masyarakat telah mengenal permainan wayang,
pembuatan gamelan, teknik membatik serta bentuk gerabah yang dibuat dengan
teknik yang lebih maju dibandingkan dengan gerabah zaman bercocok tanam. Pengerjaannya
lebih halus, lebih tipis karena selain menggunakan tatah mereka juga
menggunakan pelarian ( roda berputar ).
Sistem
Pengetahuan Masyarakat Purba.
Pengetahuan yang dimiliki masyarakat prasejarah pada masa berburu dan
meramu masih terbatas karena kehidupannya pun masih sederhana, masih tergantung
padaapa yang disediakan alam, mereka hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan
makanannya saja. Jika dilihat pada masa bercocok tanam masyarakat sudah mulai
mengenal pengetahuan astronomi dan navigasi seperti angin buritan, angin sekal serta teknologi pembuatan kapal,
karena masyarakat prasejarah pada masa itu sebagai pelaut.
Dengan pengetahuan astronominya. Mereka menandai bintang sesuia profesi
antara lain bintang bintang biduk besar mayang (berkaitan dengan pertanian).
Sedangkan corak kehiupan pada masa perundagian adalah masyarakat sudah mengenal
teknik-teknik pengolah logam diantaranya teknik tempa, teknik cetak lilin, teknik cetak uang.
Sistem
Kepercayaan Masyarakat Prasejarah
Kepercayaan yang dimiliki masyarakat pada masa prasejarah merupakan awal
dari kepercayaan yang ada pada masa-masa berikutnya. Selanjutnya adanya
kepercayaan oleh masyarakat berburu dan meramu terdapat kekuatan alam yang
abadi di sekelilingnya di buktikan dengan penemuan kuburan serta penguburan
jenazah di Gua Lawa (sampungan) Gua Sodong , Bukit Kerang di Sumatra Utara. Dengan
penemuan kuburan itu menunjukan bahwa masyarakat prasejarah telah memiliki
anggapan tentang hidup sesudah mati da memberikan panghormatan terakhir kepada
orang yang meninggal. Pada masa selanjutnya masyarakat telah mengenal dua macam
penguburan yaitu :
1. Penguburan Primer (Langsung). Dalam
penguburan langsung jenazah orong yang sudah meninggal dikuburkan sekali, atau
langsung dikubur di dalam tanah atau diletakkan dalam sebuah wadah kemudian
dikuburkan dalam tanah dengan upacara penguburan.
Mayat dibaringkan mengarah ketempat
roh atau arwah pada leluhur (misalnya di puncak gunung). Sebagai bekal
perjalanan ke dunia roh, disertakan bekal kubur yang terdiri atas berbagai
macam barang keperluan sehari-hari, seperti perhiasan, periuk, dan
barang-barang lainnya.
2. Penguburan Sekunder (Tak Langsung).
Pada penguburan tak langsung mayat pada mulanya langsung dikuburkan dalam tanah
tanpa upacara penguburan. Setelah beberapa waktu hingga tinggal kerangka,
kemudian digali, dibersihkan, dan dicuci, terkadang diberi tempayan/sarkopagus
atau tanpa wadah dikubur kembali dengan upacara penguburan.
Berdasarkan cara-cara penguburan mayat, masyarakat telah mengenal
kepercayaan lain seperti Animisme, Dinamisme, Politeisme, Monoteisme,
Fetisisme., Animatisme, Toteisme,dan Mistik. Di samping itu juga terdapat
benda-beda sebagai penujang upacara seperti :
a. Menhir, adalah sebuah tugu batu yang
didirikan untuk upacara penghormatan terhadap roh nenek moyang
b. Dolmen adalah meja batu tempat
meletakkan sesajaji yang dipersembahkan kepada nenek moyang
c. Sarkopagus adalah peti jenazah yang
terbuat dari batu bulat (batu tunggal)
d. Kubur Batu, Kubur Batu seperti
sarkofagus tetapi dibuat dari papan batu,
e. Punden Berundak, adalah bangunan
pemujaan leluhur yang berupa bangunan bertingkat dengan bahan dari batu. Di
atasnya didirikan menhir
f. Waruga, adalah kubur batu yng
berbentuk kubus atau bulat. Dibuat dari batu utuh
g. Arca dan
h. Nekra Perunggu,adaah genderang
perunggu yng bebentuk seperti dangdng berbalik berfungsi sebagai
pelengkap upacara untuk memohon turunnya hujan.
waaw....trimakasih,,dengan in saya bisa mengerjakan sebagian tugas saya
BalasHapushttp://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/pemerintahan-jokowi-tak-gentar-ancaman.html
BalasHapushttp://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/ahok-resmi-dapat-remisi-natal-2017.html
http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/gereja-minta-jokowi-buka-hubungan.html
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At vipkiukiu .net ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
- WHATSAPP : +62813-2938-6562
- LINE : DOMINO1945.COM